Mesin Bubut
Kamis, 26 Mei 2011
A. MESIN BUBUT KONVENSIONAL
1. Pengertian Mesin Bubut
Konvensional
Mesin bubut (turning machine)
adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar
benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut.
Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk
membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada
spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan
disayatkan pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan
diam, pada perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat
potongnynya, sedangkan benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai
perhitungan, alat potong akan mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja
mudah dibentuk sesuai yang diinginkan.
Dikatakan konvensional karena untuk membedakan dengan
mesin-mesin yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled)
ataupun kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin
konvensional mutlak diperlukan keterampilan manual dari operatornya. Pada
kelompok mesin bubut konvensional juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam
pergerakkannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan
sistim otomasi baik yang dilayani dengan sistim hidraulik, pneumatik ataupun
elektrik. Ukuran mesinnyapun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin
bubut konvensional yang dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan besar seperti
yang dipergunakan pada industri perkapalan dalam membuat atau merawat poros
baling-baling kapal yang diameternya mencapai 1000 mm.
2. Fungsi Mesin Bubut
Konvensional
Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/memproduksi
benda-benda berpenampang silindris, misalnya poros lurus (Gambar 1), poros
bertingkat (step shaft) (Gambar
2), poros tirus (cone shaft)
(Gambar 3), poros beralur (groove
shaft) dan poros berulir (screw
thread) (Gambar 4) dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris
lainnya misalnya anak buah catur (raja, ratu, pion dll)
Gambar 1: Poros Lurus
Gambar 2: Poros Bertingkat (Step Shaft)
Gambar 3: Poros Tirus (Cone Shaft)
Gambar 4: Poros Beralur dan Berulir
3. Jenis Jenis Mesin Bubut
Konvensional
Dilihat dari segi dimensinya, mesin bubut konvensional
dibagi dalam beberapa kategori, yaitu : mesin bubut ringan, mesin bubut sedang,
mesin bubut standar, dan mesin bubut berat. Mesin bubut berat digunakan untuk
pembuatan benda kerja yang berdimensi besar, terbagi atas mesin bubut beralas
panjang, mesin bubut lantai, mesin bubut tegak.
a. Mesin Bubut Ringan
Mesin bubut ringan (Gambar 5) dapat diletakan di atas
meja, dan mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi
kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk membubut benda-benda kecil dan
biasanya dipergunakan untuk industri rumah tangga (home industri).
Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari,1200 mm, dan karena bebanya ringan
dapat diangkat oleh satu orang.
Gambar 5: Mesin bubut ringan
b. Mesin Bubut Sedang
Jenis mesin bubut sedang (Gambar 6 ) dapat membubut diameter
benda kerja sampai dengan 200 mm dan panjang sampai dengan 100 mm cocok untuk industri
kecil atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan
pada 230 dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan
mudah dioperasikan.
Gambar 6: Mesin bubut sedang
c. Mesin Bubut Standar
Jenis mesin bubut standar (Gambar 7) disebut sebagai mesin
bubut standar karena disamping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan
sedang juga telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran
pendingin, lampu kerja, bak penampung beram dan rem untuk menghentikan mesin
dalam keadaan darurat.
Gambar 7: Mesin bubut standar
4. Bagian Utama Mesin Bubut
Konvensional
Gambar 8: Bagian Utama Mesin Bubut Konvensional
a. Kepala Tetap (Headstock)
Adalah bagian mesin yang letaknya disebelah kiri
mesin,bagian inilah yang memutarkan benda kerja. Di dalamnya terdapat kumparan
satu seri roda gigi serta roda tingkat atau tunggal. Roda tingkat terdiri atas
tiga atau empat buah keping dengan garis tengah yang berbeda,roda tingkat diputar
oleh suatu motor yang letaknya dibawah atau disamping roda tersebut melalui
suatu ban.
b. Kepala Lepas (Tailstock)
Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan
mesin dan dipasang diatas mesin yang berfungsi :
1) Sebagai tempat pemicu ujung
benda kerja yang dibubut
2) Sebagai tempat kedudukan
bor pada waktu mengebor
3) Sebagai Tempat kedudukan
penjepit bor.
Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin. kepala
lepas terdiri atas dua bagian : yaitu alas dan ban, kedua bagian itu di ikat
dengan 2 atau 3 baut ikat dan dapat digerakkan atau dipenggeser apabila
1) Kedudukan kedua senter
tidak sepusat
2) Kedudukan senter tidak
harus sepusat misalnya untuk pembuatan tirus
c. Alas
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu:
1) Tempat
kedudukan kepala lepas
2) Tempat kedudukan
eretan (cariage/support)
3) Tempat kedudukan
penyangga diam(stendy prest).
Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan
gaya-gaya pemakanan pahat saat membubut. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada
yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian
tertentu. Permukaannya halus dan rata sehingga gerakan kepala lepas dan
lain-lain di atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan
jalannya eretan tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil pembubutan yang
tidak baik atau kurang presisi.
d. Eretan (cariage/support)
Eretan terdiri dari atas eretan memanjang, eretan lintang,
dan eretan atas.
1) Eretan memanjang
Eretan memanjang adalah eretan yang kedudukannya pada alas
mesin. Gerakan eretan ini melalui roda yang dihubungkan dengan roda batang gigi
panjang yang dipasang dibawah alas melalui penghantar.
2) Eretan Lintang
Letaknya diatas eretan memanjang dan kedudukannya
melintang terhadap alas. Fungsi eretan lintang ini adalah untuk menggerakkan
pahat melintang alas mesin atau arah ke depan dan ke belakang posisi operator.
Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa
panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.
3) Eretan Atas
Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat
oleh baut dengan mur ikat. Fungsi eretan atas mesin bubut adalah sebagai
dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya
pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul) dan
lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01mm. Eretan ini hanya dapat
dijalankan secara manual, Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya
sampai posisi 360°, biasanya digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir
dengan pemakanan menggunakan eretan atas.
5. Alat Kelengkapan Mesin
Bubut Konvensional
a. Chuck (Cekam)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda
kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering Chuck)
yang dapat dilihat pada Gambar 9, dan ada juga yang berahang tiga dan empat
tidak sepusat (Independenc Chuck) yang dapat dilihat pada Gambar 10.
Cekam rahang tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda
silindris, dimana gerakan rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau
dibuka. Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap
rahang dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis
ini biasanya untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris atau digunakan
pada saat pembubutan eksentrik.
Lubang tangkai pemutar cekam
|
Gambar 9 : Cekam Rahang Tiga Sepusat
Gambar 10 : Cekam Rahang Tiga dan Empat Tidak Sepusat
Perlu diketahui bahwa cekam rahang tiga maupun rahang empat
dapat digunakan untuk menjepit bagian dalam atau bagian luar benda kerja.
Posisi rahang dapat dibalik apabila dipergunakan untuk menjepit benda silindris
atau untuk benda yang bukan silindris, misalnya flens, benda segi empat dll.
b. Plat Pembawa
Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk
memutar pembawa sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar
dengan poros mesin (Gambar 11), permukaannya ada yang beralur (Gambar 11 b) dan
ada yang hanya berlubang (Gambar 11 a).
Gambar 11 : Plat pembawa
c. Pembawa
Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus
(Gambar 12 a) dan pembawa berujung bengkok (Gambar 12 b). Pembawa berujung
lurus digunakan berpasangan dengan plat pembawa rata (Gambar 12 a) sedangkan
pembawa berujung bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur (Gambar 12
b). Caranya adalah benda kerja dimasukkan ke dalam lubang pembawa, terbatas
dengan besarnya lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut yang ada pada
pembawa tersebut, sehingga akan dapat berputar bersamasama dengan sumbu utama.
Hal ini digunakan bilamana dikehendaki membubut menggunakan dua buah senter.
Gambar 12 : Pembawa
d. Penyangga
Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady
rest) (Gambar 13 a), dan penyang jalan (follower rest) (Gambar 13
b). Penyangga ini digunakan untuk membubut benda-benda yang panjang, karena
benda kerja yang panjang apabila tidak dibantu penyangga maka hasil pembubutan
akan menjadi berpenampang elip/oval, tidak silindris dan tidak rata.
(a)
Tetap
(b) Jalan
Gambar 13: Penyangga
Apalagi bila membubut bagian dalam maka penyangga ini mutlak
diperlukan. Penyangga tetap diikat dengan alas mesin sehingga dalam keadaan
tetap pada kedudukannya sedang penyangga jalan diikatkan pada meja eretan,
sehingga pada saat eretan memanjang bergerak maka penyangga jalan mengikuti
tempat kedudukan eretan tersebut.
Contoh penggunaan penyangga tetap dan penyangga jalan dapat
dilihat pada Gambar 14 a dan Gambar 14 b.
(a)
(b)
Gambar 14 : Penggunaan penyangga
e. Kolet (Collet)
Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah
halus dan biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher
tirus dan berlubang (Gambar 15), ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi
tiga.
Gamba 15 : Kolet (Collet)
Kolet mempunyai ukuran yang ditunjukkan pada bagian mukanya
yang
yang menyatakan besarnya diameter benda yang dapat dicekam.
Misalnya kolet berukuran 8 mm, berarti kolet ini dipergunakan untuk menjepit
benda kerja berukuran ∅8 mm. Pemasangan kolet adalah pada
kepala tetap dan dibantu dengan kelengkapan untuk menarik kolet tersebut
(Gambar 16). Karena kolet berbentuk tirus, alat penariknya pun berbentuk lubang
tirus, dengan memutar ke kanan uliran batangnya.
Gambar 16 : Kelengkapan kolet
Contoh penggunaan kolet untuk membubut benda kerja dapat
dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 : Contoh penggunaan kolet
f. Senter
Senter (Gambar 18) terbuat dari baja yang dikeraskan dan
digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu
senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar pemasangannya
pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangannyapada sumbu utama mesin (main
spindle).
Gambar 18 : Senter
Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut 60°,
dan dinamakan senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar
senternyapun ikut berputar. Berlainan dengan senter mati (tetap) untuk
penggunaan pembubutan dantara dua senter, benda tersebut hanya ikut berputar
bersama mesin namun ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung benda kerja
yang sudah diberi lubang senter. Walaupun tidak terjadi gesekan sebaiknya
sebelum digunakan, ujung senter dan lubang senter pada benda kerja diberi greace/gemuk
atau pelumas sejenis lainnya.
g.
Taper Attachment (Kelengkapan tirus)
Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan
alat ini
membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser
kedudukan kepala lepas ataupun menggunakan eretan atas.
Gambar 19 : Taper attachment
6. Pengerjaan Pada Mesin Bubut
Konvensional
a. Membubut Muka
Membubut permukaan (Gambar 20) hendaklah diperhatikan
beberapa hal berikut ini :
1) jangan terlalu panjang
keluar benda kerja terikat pada cekam
2) pahat harus setinggi senter
3) gerakan pahat maju mulai
dari sumbu benda kerja dengan putaran benda kerja searah jarum jam atau gerakan
pahat maju menuju sumbu benda kerja dengan putaran benda kerja berlawanan arah
jarum jam (putaran mesin harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).
Gambar 20 : Membubut permukaan
b. Membubut Rata
Pekerjaan membubut rata untuk jenis pekerjaan yang
panjangnya relatif pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung (Gambar
21)
Gambar 21 : Pembubutan rata benda pendek
Untuk pekerjaan membubut rata yang dituntut hasil
kesepusatan yang presisi, maka pembubutannya harus dilakukan diantara dua
senter (Gambar 22)
Gambar 22 : Pembubutan rata benda panjang
c. Membubut Tirus
Membubut tirus serupa dengan membubut rata hanya bedanya
gerakan pahat disetel mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada eretan atas,
atau penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment
(perlengakapan tirus). Jenis pahatnyapun serupa yang digunakan dalam membubut
rata. Penyetelan peralatan eretan atas, atau penggeseran kepala lepas atau
dengan alat bantu taper attachment pada saat membubut tirus
tergantung pada sudut ketirusan benda kerja yang akan dikerjakan.
a) Pembubutan Tirus
Dengan Menggeser Eretan Atas
Cara ini digunakan apabila variasi sudut ketirusannya besar
yakni antara 0-90 derajat dengan ketirusannya pendek, maksimum sepanjang
gerakan eretan atas. Pembubutan dengan cara ini tidak dapat dilakukan secara
otomatis, tetapi dengan cara memutar spindel eretan atas, sehingga pahat
bergerak maju. Pemutaran eretan atas, sebesar ½ sudut ketirusan. Artinya jika
sudut ketirusan 90 , maka eretan atas diputar sebesar 45 .
b) Pembubutan Tirus Dengan
Menggeser Kepala Lepas
Cara ini dilakukan apabila variasi sudut ketirusan berkisar
antara 0-30 derajat dengan ketirusan yang melebihi panjang atau lebih pendek
dari pergerakan eretan atas. Pembubutan ini dapat dilakukan secara manual
maupun secara otomatis. Dalam operasinya, benda kerja dijepit diantara dua
senter. Dengan demikian, cekam diganti dengan pelat pembawa yang berfungsi
untuk memutar benda kerja dengan bantuan lathdog. Untuk menghasilkan ketirusan
yang sesuai, maka besar pergeseran kepala lepas dapat dihitung dengan persamaan:
-
Untuk sebagian panjang benda yang ditirus
-
Untuk seluruh panjang benda yang ditirus
Dimana: x = Pergesaran kepala lepas (mm)
D = Diameter besar bagian tirus
(mm)
d = Diameter kecil bagian tirus (mm)
L = Panjang seluruh benda kerja (jarak antara dua senter)
(mm)
l = Panjang bagian tirus (mm)
c) Pembubutan Tirus Dengan
Menggunakan Perlengkapan Tirus
Pembubutan ini dilakukan jika variasi sudut ketirusan yang
akan dibuat berada pada kisaran 0-60 derajat dengan panjang ketirusan melebihi
jarak pergerakan eretan atas. Pembubutan ini dapat dilakukan secara manual
ataupun otomatis. Untuk menghasilkan ketirusan, sudut perlengkapan tirus harus
diatur sebesar ½ sudut tirus sejajar kemiringan benda kerja. Selanjutnya eretan
atas dilepas hubungannya dengan meja mesin dan dihubungkan dengan kelengkapan
tirus yang sudah diatur sudutnya. Dengan demikian, gerakan eretan atas akan
mengikuti kemiringan kelengkapan tirus.
Besar kemiringan/pendakian dapat dihitung dengan rumus:
Dimana: D = diameter besar bagian tirus (mm)
d =
diameter kecil bagian tirus (mm)
l = Panjang bagian tirus (mm)
d. Membubut Ulir
Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir luar/baut
dan ulir dalam/mur dan dari sisi bentuk juga dapat membuat ulir segitiga, segi
empat, trapesium dan lain-lain. Gambar 23 menunjukkan profil dan dimensi ulir
segitga luar (baut) dan gambar 24 menunjukkan profil dan dimensi ulir segitiga
dalam (mur) dalam satuan metris.
Gambar 23 : Ulir segitiga luar
Gambar 24 : Ulir segitiga dalam
Dari sisi arah uliran jenis ulir ada yang arah ulirnya ke
kanan (disebut ulir kanan), dan ada yang arah ulirnya kekiri (disebut ulir
kiri). Arah uliran ini dibuat sesuai kebutuhan ulir tersebut penggunannya untuk
apa dan digunakan dimana, serta salah satu pertimbangan lain yang tidak kalah
pentingnya adalah arah gaya yang diterima ulir tersebut. Gambar 25 menunjukkan
jenis ulir segitiga kanan dan gambar 26 menunjukan jenis ulir segitiga kiri.
Gambar 25 : Ulir segitiga
kanan
Gambar 26 : Ulir segitiga kiri
e. Membubut Dalam
Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah
dilakukan pengeboran atau sudah ada lubang terlebih dahulu (Gambar 27). Jadi
pembubutan dalam hanya bersifat perluasan lubang atau membentuk bagian dalam
benda. Untuk mengetahui kedalaman yang dicapai maka pada saat awal mata pahat
hendaknya disetel pada posisi 0 dial ukur kepala lepas sehingga tidak setiap
saat harus mengukur kedalaman atau jarak tempuh pahatnya.
Gambar
27 : Membubut dalam
f. Mengebor
Sebelum dilakukan pengeboran benda kerja dibor senter
terlebih dahulu (Gambar 28). Pada saat pengeboran besarnya putaran mengikuti
besar kecilnya diameter mata bor yang digunakan dan harus diberi pendinginan
untuk menjaga mata bor tetap awet dan hasilnya pengeboran bisa maksimal.
Gambar 28 : Pengeboran lubang (bor senter)
Gambar 29 : Pengeboran lubang (bor)
g. Membubut Alur (Memotong)
Pada pekerjaan memotong benda kerja, harus diperhatikan
tinggi mata pahat pemotongnya harus setinggi senter, bagian yang keluar dari
penjepit pahat harus pendek, kecepatan putaran mesin harus perlahan-lahan
(kerja ganda), bagian yang akan dipotong harus sedikit lebih lebar dibandingkan
dengan lebar mata pahatnya agar pahat tidak terjepit. Benda yang akan dipotong
sebaiknya tidak dijepit dengan senter (lihat Gambar 30).
Gambar 30 : Membubut alur
Apabila diperlukan dan bendanya panjang boleh dijepit
menggunakan senter tetapi tidak boleh pemotongan dilakukan sampai putus,
dilebihkan sebagian untuk kemudian digergaji, atau dilanjutkan dengan dengan
pahat tersebut tetapi tanpa didukung dengan senter, hal ini untuk menghindari
terjadinya pembengkokan benda kerja dan patahnya pahat.
h. Mengkartel
yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang
bertujuan untuk membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan
adalah pahat khusus (kartel).
7. Alat Potong Pada Mesin Bubut
Konvensional
Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang
digunakan untuk menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah
satu alat potong yang sering digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat
bubut yang banyak digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara
lain baja karbon, HSS, karbida, diamond dan ceramik.
a. Pahat Bubut Rata
Kanan
Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan
sudut-sudut bebas lainnya sebagaimana gambar 31, pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kanan ke arah kiri
mendekati posisi cekam.
Gambar 31 : Pahat bubut rata kanan
b. Pahat Bubut Rata Kiri
Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut
bebas lainnya sebagaimana Gambar 32, pada umumnya digunakan untuk pembubutan
rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati
posisi kepala lepas.
Gambar 32 : Pahat bubut rata kiri
c. Pahat Bubut Muka
Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut
bebas lainnya sebagaimana Gambar 33, pada umumnya digunakan untuk pembubutan
rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari
luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari
titik senter ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.
Gambar 33 : Pahat bubut muka
d. Pahat Bubut Ulir
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis
ulir yang akan dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort.
Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat
60°. Gambar 34 menunjukkan besarnya sudut potong pahat ulir metrik.
Gambar 34 : Pahat bubut ulir metrik.
Sudut potong dan sudut baji merupakan sudut yang
dipersaratkan untuk memudahkan pemotongan benda kerja, sudut bebas adalah sudut
untuk membebaskan pahat dari bergesekan terhadap benda kerja dan sudut tatal
adalah sudut untuk member jalan tatal yang terpotong.
e. Pahat Bubut Dalam
pada proses pembubutan juga sering menggunakan pahat bubut
dalam. Pahtat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar
lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya juga
bermacam-macam dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada
yang diikat pada tangkai pahat (Gambar 35). Bentuknya ada yang khusus sehingga
tidak diperlukan tangkai pahat. Contoh pemakaian pahat bubut dalam ketika
memperbesar lubang (Gambar 36 a) dan membubut rata bagian dalam (Gambar 36 b)
Gambar 35 : Pahat bubut dalam
Gambar 36 : Contoh pembubutan dalam
f. Pahat Potong
Pahat potong (Gambar 37) adalah jenis pahat potong yang
menggunakan tangkai digunakan untuk memotong benda kerja.
Gambar 37 : Pahat potong
g. Pahat Bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda
kerja, bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk
yang dikehendaki operatornya. (Gambar 38 a,b dan c) adalah
jenis-jenis pahat berbentuk radius.
Gambar 38 : Pahat bentuk
h. Bor Senter
Bor senter (Gambar 39) digunakan untuk membuat lubang senter
diujung benda kerja sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang
kedalamannnya disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 ÷ 2/3 dari panjang
bagian yang tirus pada bor senter tersebut. Pembuatan lubang senter pada benda
kerja diperlukan apabila memilki ukuran yang relatif panjang atau untuk
mengawali pekerjaan pengeboran.
Gambar 39 : Bor senter
i. Bor
Bor adalah alat untuk membuat lubang. Bentuknya bulat
mempunyai alur dan ukurannya berbeda-beda . Alurnya pun bermacam macam, alur
lurus dan alur spiral. Bor alur lurus biasa digunakan untuk membuat lubang pada
logan yang lunak seperti kuningan, tembaga dan sebagainya. Bor alur spiral
biasa digunakan untuk keras seperti besi, baja dll.
Gambar 40 : Bor alur spiral
j. Reamer
Gambar 41 : Reamer
Digunakan untuk melakukan proses penghalusan setelah
dilakukan proes pengeboran pada benda kerja. Reamer yang digunakan harus sesuai
dengan tinggkat kehalusan lubang yang diminta.
k. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat
alur-alur kecil pada permukaan benda kerja. Hasil pengkartelan ada yang belah
ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi kartelnya. Jenis gigi kartel dapat
dilihat pada Gambar 41.
Gambar 41 : Kartel