Senin, 24 November 2014
Rumus EULER
Menurut Wikipedia, Konstanta matematika e
adalah basis dari logaritma natural. Kadang-kadang disebut juga bilangan
Euler sebagai penghargaan atas ahli matematika Swiss, Leonhard Euler, atau
juga konstanta Napier sebagai penghargaan atas ahli matematika
Skotlandia, John Napier yang merumuskan konsep logaritma untuk pertama kali.
Bilangan ini adalah salah satu bilangan yang terpenting dalam matematika, sama
pentingnya dengan 0, 1, i, dan π. Bilangan ini memiliki beberapa
definisi yang ekivalen; sebagain ada dibawah.
Nilai bilangan ini, dipotong pada posisi ke-30 setelah tanda
desimal (tanpa dibulatkan), adalah:
e ≈ 2,71828 18284 59045 23536 02874 71352
Nah darimana bisa nemu e ≈ 2,718... ??
Begini, Nilai euler didapat dari pendekatan limit bilangan
menuju 1 dari kanan dengan pangkat menuju tak hingga, seperti ini:
Masih
ingat rumus binomial newton kan?
karena
bilangan euler diatas memakai pendekatan limit maka bilangan e dapat dijabarkan
menjadi bilangan binomial seperti ini:
karena h
mendekati tak hingga, maka :
Sehingga
didapat nilai e yaitu 2,7182...
Selasa, 23 September 2014
Tentang metrologi industri
METROLOGI INDUSTRI
NAMA
: SATRIAWAN WILDAN
NIM : 11508134001
KELAS
: B1
|
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA
2012
SEJARAH
PENGUKURAN
•
Bangsa Mesir Kuno berhasil membangun sebuah PIRAMID menggunakan
alat ukur yang sederhana a.l. :
•
CUBIT
•
SPAN
•
PALM
•
DIGIT
•
THUM BREADTH
ROYAL CUBIT
•
Terbuat dari batu granit hitam
•
Dipelihara di tempat tertentu
•
Fungsi : untuk mengkalibrasi cubit-cubit yang dipakai sbg. alat
ukur.
SPAN
•
1 Span = 1 jengkal jari tangan manusia
•
1 Span = ½ Cubit
•
1 Span = 9 inci
PALM
•
1 Palm = selebar telapak tangan mns.
•
1 Palm = 1/6 Cubit
•
1 Palm = 3 inci
DIGIT
•
1 Digit = selebar ujung jari tengah
•
1 Digit = 1/24 Cubit
•
1 Digit = ¾ inci
THUM BREADTH
•
Thum Breadth = selebar ibu jari
•
1 Thum Breadth = 1 inci
INCI
•
1 Inci = 3 buah biji jagung kering dan keras yang diletakkan
sejajar
A.Alat Ukur
Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak
diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci
dari proses produksi massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat
cukup akurat untuk menjadi mampu tukar (interchangeable).
Pada waktu merakit, komponen yang dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada
saat ini, alat ukur merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari awal
pembuatan sampai dengan kontrol kualitas di akhir produksi.
1. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel
mesin. Jangka sorong ini berfungsi sebagai alat ukur operator mesin yang dapat
mengukur panjang sampai dengan 200 mm, kecermatan 0,05 mm. Gambar 2 berikut adalah gambar
jangka sorong yang dapat mengukur panjang dengan rahangnya, kedalaman dengan
ekornya, lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka sorong tersebut memiliki
skala ukur (vernier scale) dengan
cara pembacaan tertentu. Ada juga jangka sorong yang dilengkapi jam ukur, atau
dilengkapi penunjuk ukuran digital. Pengkukuran menggunakan jangka sorong
dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda kerja yang akan
diukur (lihat Gambar 1.2 ). Beberapa macam jangka sorong dengan skala penunjuk
pembacaan dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Gambar 1.2. Sensor jangka sorong yang
dapat digunakan untuk mengukur berbagai posisi
Gambar
1.3.Jangka sorong dengan penunjuk pembacaan nonius, jam ukur, dan digital
Membaca hasil pengukuran jangka sorong yang menggunakan jam ukur
dilakukan dengan cara membaca skala utama ditambah jarak yang ditunjukkan oleh
jam ukur. Untuk jangka sorong dengan penunjuk pembacaan digital , hasil
pengukuran langsung dapat dibaca pada monitor digitalnya. Jangka sorong yang
menggunakan skala nonius, cara pembacaan ukurannya secara singkat adalah
sebagai berikut :
·
Baca angka
mm pada skala utama ( pada Gambar 1.4. di bawah
: 2 mm)
·
Baca angka kelebihan ukuran dengan
cara mencari garis sejajar antara skala utama dengan skala nonius ( pada Gambar
1.4. di bawah : 0,35)
·
Sehingga ukuran yang dimaksud 2,35 .
|
Skala utama
|
Skala nonius
|
Gambar 1.4. Cara membaca skala
jangka sorong
|
2. Mikrometer
Gambar 1.5. Mikrometer luar, dan
mikrometer dalam
|
Hasil pengukuran dengan mengunakan mikrometer (Gambar 4) biasanya lebih presisi dari pada menggunakan jangka sorong. Akan tetapi jangkauan ukuran mikrometer lebih kecil, yaitu hanya sekitar 25 mm. Mikrometer memiliki kecermatan sampai dengan 0,001. Jangkauan ukur mikrometer adalah 0- 25 mm , 25 – 50 mm, 50-75 mm, dan seterusnya dengan selang 25 mm. Cara membaca skala mikrometer secara singkat adalah sebagai berikut :
·
Baca angka skala pada skala utama/ Barrel scale ( pada Gambar 1.6. adalah
8,5 )
·
Baca angka skala pada Thimble ( pada gambar 0,19)
·
Gambar
1.6. Cara membaca skala mikrometer
Gambar Cara membaca skala mikrometer
|
Jumlahkan ukuran yang diperoleh (pada Gambar 1.6. adalah 8,69).
Beberapa contoh penggunaan mikrometer untuk mengukur benda kerja
dapat dilhat pada Gambar 1.7. Mikrometer
dapat mengukur tebal , panjang, diameter dalam,
hampir sama dengan jangka sorong. Untuk keperluan khusus mikrometer juga
dibuat berbagai macam variasi, akan tetapi kepala mikrometer sebagai alat
pengukur dan pembaca tetap selalu digunakan.
Gambar 1.7. Berbagai
macam pengukuran yang bisa dilakukan dengan mikrometer
|
3.
Jam
ukur (Dial Indicator)
Jam ukur (dial indicator)
adalah alat ukur pembanding (komparator) . Alat ukur pembanding ini (Gambar
1.8) digunakan oleh operator mesin perkakas untuk melakukan penyetelan mesin
perkakas yaitu : pengecekan posisi ragum, posisi benda kerja, posisi
senter/sumbu mesin perkakas (Gambar 1.9), dan pengujian kualitas geometris
mesin perkakas. Kecermatan ukur jam ukur
yang digunakan di bengkel adalah 0,01 mm.
Gambar 1.9. Pengecekan sumbu mesin bubut dengan bantuan jam
ukur
|
Gambar 1.8. Jam
ukur (Dial Indicator)
|
1) Bore Gage atau Cylinder Gage
Bore gage adalah merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mengukur diameter silinder. Pada bagian
atas terdapat dial gage dan pada bagian bawah terdapat
measuring point yang dapat bergerak bebas. Pada sisi
lainnya terdapat replacement rod yang panjangnya
bervariasi tergantung keperluan. Dalam satu set, terdapat
bermacam-macam ukuran replacement rod dengan panjang
tertentu. Disamping itu juga terdapat replacement washer
yang tebalnya mulai dari 1 – 3 mm. Replacement securing
thread adalah semacam mur pengikat yang fungsinya untukmengunci
agar replacement rod dan washernya tidak lepas
pada saat bore gage digunakan.
Pengukuran diameter silinder dengan bore gage
memerlu-kan alat ukur lain yaitu mistar geser dan
mikrometer. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
mengukur diameter silinder.
Cara I :
a) Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal
diperoleh hasil
pengukuran : 75,40 mm.
b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari
hasil
pengukuran tersebut, misal 76 mm.
c) Pasang replacement rod pada bore gage.
Gambar 33. Pengukuran panjang
replacement rod
d) Ukur panjang replacement
rod
dengan
mikrometer
luar seper-ti
pada
gambar 29 di
samping
dan usahakan
jarum dial
gage tidak
bergerak,
misal diperoleh
hasil
pengu-kuran =76,20 mm.
Gambar 34. Posisi bore gage
f) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage,
misal diperoleh 0,13 mm.
g) Besarnya diameter
silinder adalah selisih antara hasil
pengu-kuran panjang
replacement rod dengan besarnya
penyim-pangan jarum bore
gage.
Jadi diameter silinder =
76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
Prosedur penggunaan dial
indikator
(1) Posisi spindle dial indikator harus tegak lurus
dengan
permukaan
yang diukur.
(2) Garis imajinasi dari mata si pengukur ke jarum
penunjuk harus tegak
lurus pada permukaan dial
indikator pada saat
sedang membac pengukuran
(3) Dial indikator harus dipasang dengan teliti pada
batang penyangganya,
artinya dial indikator tidak
boleh goyang.
(4) Putarlah outer ring dan stel pada posisi nol.
Gerakkan
spindle ke atas dan ke bawah, kemudian
periksalah
bahwa jarum penunjuk selalu kembali ke
posisi nol
setelah spindle dibebaskan.
(5) Usahakan dial indicator tidak sampai terjatuh,
karena
terdapat mekanisme pengubah yang sangat
presisi.
(6) Jangan memberi oli atau grease diantara spindle
dan
tangkainya, karena akan menghambat gerakan
spindle.
b) Contoh penggunaan dial indikator
(1) Pengukuran
kebengkokan poros engkol.
Gambar. Pengukuran kebengkokan
poros engkol
Prosedur pengukuran kebengkokan poros engkol :
(a) Tempatkan ujung poros engkol pada blok V
(b) Pasang dial indikator di tengah-tengah poros
engkol, usahakan dial indikator tidak
bersinggungan dengan pipi engkol.
45
(c) Usahakan spindle bersinggungan dengan poros
eng-kol, kemudian set nol jarum penunjuk dial
indikator.
(d) Putar poros engkol satu kali putaran sambil
melihat penyimpangan jarum penunjuk ke kanandan ke kiri.
Besarnya penyimpangan jarum pada
posisi paling kiri sampai posisi paling kanan adalah
merupakan run out.
(2) Pengukuran kebengkokan poros nok.
Gambar 44. Pengukuran kebengkokan poros nok
Prosedur pengukuran kebengkokan poros nok
sama dengan pengukuran kebengkokan poros
engkol. Demikian juga untuk poros-poros lain,
misalnya seperti push rod, poros propeller, poros
transmisi, dan sebagainya.
Mistar Geser
Mistar Geser adalah
sebuah alat ukur yang memungkinkan pembacaan sebesar
0,1 mm, 0,05 mm atau 0,02
mm diukur (tergantung jenis nonius). Alat ini
terdiri dari mistar
dengan skala millimeter dengan salah satu kaku tetap dan
kaki satunya dapat
digeser. Pada pembacaan skala geser (nonius) dapat
terdiri atas 10, 20 dan
50 bagian yang masing-masing memungkinkan
pengukuran sebesar 1/10
mm, 1/20 mm. 1/50 mm.
Gambar 2.4: Mistar Geser
Pada nonius 1/20 panjang 19 mm pada pembagian skala tetap
sama
dengan pembagian 20 pada skala nonius, sehingga jarak
baris pada nonius
adalah 1-0,95 = 0,05, sehingga pembacaan satu guratan
skala nonius adalah 0,05 mm.
Langganan:
Postingan (Atom)